Sabtu, 28 Agustus 2010

Sabtu, 28 Agustus 2010

MoU PLN-yayasan Dian Desa Beli Minyak Jarak

Maumere, MediaMaumere.co.cc - PT PLN dan Yayasan Dian Desa menandatangani Memorandum of Undertanding (MoU) atau kesepakatan kerja sama untuk membeli minyak jarak yang diproduksi Yayasan Dian Desa (YDD).

Penandatanganan kesepakatan kerja sama itu dilakukan setelah uji coba penggunaan bahan bakar minyak jarak untuk menggerakan mesin pembangkit milik PT PLN Persero di Kecamatan Magepanda selama sepakan, kata Direktur APEX, Dr.Nao Tanaka, pada peresmian Jatropha Centre Wairita di Desa Waibleler, Kecamatan Waigete, Maumere, Kamis.

Bahan bakar minyak (BBM) yang dihasilkan dari tanaman jarak pagar (jatropha) atau damar diproduksi Yayasan Dian Desa (YDD) dan Asian People Exchange (APEX), sebuah lembaga swadaya masyarakat dari Jepang.

"Kabar baik karena minyak damar diujicoba untuk generator PLN di Magepanda. Hasilnya sangat memadai. Tadi malam (Rabu malam, red) telah ditandatangani Memorandum of dengan PLN," kata Tanaka.

Peresmian pabrik dilakukan Gubernur NTT, Drs.Frans Lebu Raya, dihadiri Konselor Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Takashi Yoshizawa, Wabup Sikka, dr. Wera Damianus, undangan dan masyarakat dari lokasi pengembangan tanaman jatropha di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda.

Karena itu, Tanaka mengimbau masyarakat untuk tak ragu-ragu menanam damar, karena buahnya pasti akan dibeli oleh Yayasan Dian Desa untuk memproduksi minyak.

Hal yang perlu diperbaiki adalah kata dia, kualitas bibit dan perawatannya, sehingga bisa menghasilkan buah damar berkualitas.

Tanaka menegaskan, berapa pun produksi buah damar akan dibeli oleh Yayasan Dian Desa sebab pemasarannya sudah ada.

"Manfaatkan lahan kritis yang ada untuk menanam damar sehingga bisa menambah pendapatan," katanya.

Jatropha centre, dibangun atas kerjasama APEX dan YDD didanai oleh pemerintah Jepang melalui Kedubes Jepang di Jakarta. Untuk program ini, Jepang menggelontorkan anggaran sekitar Rp7 miliar lebih.

Dia menambahkan, di Jatropha Center saat ini terdapat tujuh unit mesin yang siap memproduksi biji jarak menjadi bahan bakar minyak.

Hanya saja, sejauh ini baru satu unit yang dimanfaatkan karena tingkat produksi masyarakat masih rendah. "Kita harapkan ke depan ada banyak masyarakat yang mengembangkan jarak sehingga produksinya bisa lebih baik," katanya.

PT PLN Persero, kata dia, siap membeli berapapun minyak yang dihasilkan dari Jatropha Center. "Kalau tujuh mesin ini beroperasi bisa menghasilkan seribu ton per jam," katanya.  (ant)

MoU PLN-yayasan Dian Desa Beli Minyak Jarak

Maumere, MediaMaumere.co.cc - PT PLN dan Yayasan Dian Desa menandatangani Memorandum of Undertanding (MoU) atau kesepakatan kerja sama untuk membeli minyak jarak yang diproduksi Yayasan Dian Desa (YDD).

Penandatanganan kesepakatan kerja sama itu dilakukan setelah uji coba penggunaan bahan bakar minyak jarak untuk menggerakan mesin pembangkit milik PT PLN Persero di Kecamatan Magepanda selama sepakan, kata Direktur APEX, Dr.Nao Tanaka, pada peresmian Jatropha Centre Wairita di Desa Waibleler, Kecamatan Waigete, Maumere, Kamis.

Bahan bakar minyak (BBM) yang dihasilkan dari tanaman jarak pagar (jatropha) atau damar diproduksi Yayasan Dian Desa (YDD) dan Asian People Exchange (APEX), sebuah lembaga swadaya masyarakat dari Jepang.

"Kabar baik karena minyak damar diujicoba untuk generator PLN di Magepanda. Hasilnya sangat memadai. Tadi malam (Rabu malam, red) telah ditandatangani Memorandum of dengan PLN," kata Tanaka.

Peresmian pabrik dilakukan Gubernur NTT, Drs.Frans Lebu Raya, dihadiri Konselor Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Takashi Yoshizawa, Wabup Sikka, dr. Wera Damianus, undangan dan masyarakat dari lokasi pengembangan tanaman jatropha di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda.

Karena itu, Tanaka mengimbau masyarakat untuk tak ragu-ragu menanam damar, karena buahnya pasti akan dibeli oleh Yayasan Dian Desa untuk memproduksi minyak.

Hal yang perlu diperbaiki adalah kata dia, kualitas bibit dan perawatannya, sehingga bisa menghasilkan buah damar berkualitas.

Tanaka menegaskan, berapa pun produksi buah damar akan dibeli oleh Yayasan Dian Desa sebab pemasarannya sudah ada.

"Manfaatkan lahan kritis yang ada untuk menanam damar sehingga bisa menambah pendapatan," katanya.

Jatropha centre, dibangun atas kerjasama APEX dan YDD didanai oleh pemerintah Jepang melalui Kedubes Jepang di Jakarta. Untuk program ini, Jepang menggelontorkan anggaran sekitar Rp7 miliar lebih.

Dia menambahkan, di Jatropha Center saat ini terdapat tujuh unit mesin yang siap memproduksi biji jarak menjadi bahan bakar minyak.

Hanya saja, sejauh ini baru satu unit yang dimanfaatkan karena tingkat produksi masyarakat masih rendah. "Kita harapkan ke depan ada banyak masyarakat yang mengembangkan jarak sehingga produksinya bisa lebih baik," katanya.

PT PLN Persero, kata dia, siap membeli berapapun minyak yang dihasilkan dari Jatropha Center. "Kalau tujuh mesin ini beroperasi bisa menghasilkan seribu ton per jam," katanya.  (ant)

Tenun Diupayakan Raih Pengakuan UNESCO


Jakarta, MediaMaumere.co.cc - Tenun Indonesia diupayakan untuk menyusul batik, wayang, dan keris, yang telah mendapatkan pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya Dunia (UNESCO) sebagai warisan budaya tak benda dunia.


Usulan pengakuan itu dirintis oleh Cita Tenun Indonesia (CTI) diketuai oleh Okke Hatta Radjasa yang selama dua tahun telah menggelar kegiatan untuk melestarikan, mengembangkan, dan memasarkan kerajinan tenun Indonesia.

Sebagai langkah awal untuk meraih pengakuan dari UNESCO, CTI meluncurkan buku berbahasa Inggris "Tenun: Handwoven Textile of Indonesia" di Ballroom Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Jumat (27/8), guna mengenalkan tenun Indonesia kepada masyarakat dunia.

Peluncuran buku dilakukan oleh Ani Yudhoyono yang sekaligus meresmikan Pesta Tenun menghadirkan pameran penerapan tenun pada interior dan busana.

Menurut Ketua Panitia Pesta Tenun Sari Hartanto Wibowo, CTI saat ini sedang merintis pengusulan tenun Indonesia untuk diakui dunia internasional sebagai warisan tak benda dari UNESCO."Upaya ini dapat berhasil apabila seluruh Bangsa Indonesia bergandengan tangan dan turut menggaungkan keberadaan tenun sebagai warisan Bangsa Indonesia," ujarnya.

Kata sari, pengakuan terhadap tenun harus dilakukan tanpa perlu mengalami insiden pengakuan pihak lain seperti yang terjadi pada batik."Hal ini sangat perlu dilakukan agar kejadian tersebut tidak terulang kembali," ujarnya.(kps/ca)

Diplomasi Setengah Hati

Indonesia Ini Ramah atau Bodoh?

Ilustrasi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta.

JAKARTA, Media MAUMERE — Pakar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menilai diplomasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam penyelesaian konflik dengan Malaysia dilakukan "setengah hati". Pemerintah terkesan ragu dalam mengambil langkah diplomasi yang lebih tegas.
Diplomasi sangat setengah hati. Kita jadi sulit membedakan apakah kita ini terlalu ramah atau bodoh.
-- Hikmahanto Juwana
"Diplomasi sangat setengah hati. Kita jadi sulit membedakan apakah kita ini terlalu ramah atau bodoh," kata Hikmahanto dalam diskusi "Nasib TKI dan Diplomasi Setengah Hati", di Jakarta, Sabtu (28/8/2010). Dipaparkan Hikmahanto, Pemerintah tampaknya mulai goyah atas posisi Indonesia saat ini.
Pada tanggal 18 Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan bahwa penangkapan yang dilakukan oleh Polis Marin Diraja Malaysia terhadap petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan terjadi di wilayah Indonesia. Namun, keyakinan ini dinilainya mulai melemah setelah kesaksian tiga pegawai KKP menyatakan bahwa GPS-nya mati. "Sehingga, ketika ditengah laut itu, mereka menggunakan peta. Setelah keterangan ini, Pemerintah mulai ragu apakah ini terjadi di wilayah kita," ujar Hikmahanto.
Seharusnya Pemerintah Indonesia dan Malaysia duduk satu meja untuk membicarakan insiden tersebut untuk memastikan di mana penangkapan terjadi. Jika memang terjadi di wilayah Indonesia, maka Malaysia harus meminta maaf.
"Sebaliknya, kalau memang di wilayah Malaysia, kita yang minta maaf. Kalau terjadi di wilayah overlapping perbatasan, yang masih diklaim kedua negara, maka Pemerintah menjelaskan kepada masyarakat bahwa kita tidak bisa mengklaim itu terjadi di Indonesia," ujarnya. Akan tetapi, Hikmahanto menyayangkan lemahnya koordinasi antara Kementerian Luar Negeri dan instansi-instansi terkait.
"Pemerintah harus bisa menganalisis di mana posisi kuat Indonesia. Kalau bisa memosisikan kuat, maka diplomasi tidak akan setengah hati," kata Hikmahanto.
Ia juga menyarankan, pertemuan antara Indonesia dan Malaysia yang akan berlangsung pada 6 September mendatang agar tak hanya membahas soal perbatasan, tetapi juga membahas isu-isu yang mencuat akibat perluasan insiden tersebut. Anggota Komisi I asal Fraksi Partai Demokrat, Roy Suryo, menilai langkah yang dilakukan Pemerintah sudah jelas dan tepat untuk menjaga situasi tidak semakin meruncing.(kompas.com)

Menakertrans : Polemik RI-Malaysia Tidak Pengaruhi TKI

Menakertrans : Polemik RI-Malaysia Tidak Pengaruhi TKI


Pontianak (Media Maumere) - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar yakin situasi politik dengan Malaysia tidak berpengaruh terhadap tenaga kerja Indonesia di negeri jiran itu.

"Indonesia dan Malaysia sering tegang beberapa kali, dan tidak pengaruhi itu," kata Muhaimin Iskandar di sela kunjungan ke Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat.

Ia melanjutkan, kalau pun ada perbedaan antarkedua negara, dapat diselesaikan dengan cara baik-baik.

Ia menambahkan, selain berdiplomasi, Pemerintah Indonesia juga memberikan advokasi dalam kasus itu.

Mengenai "travel advisory" dari pihak Malaysia, Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa hal itu masih tahap rencana.

"Menlu RI sendiri belum menyampaikan kemungkinan itu," katanya.

Ia juga yakin berbagai rencana aturan hukum mengenai tenaga kerja yang melibatkan kedua negara dapat terus berlangsung.

"Situasi politik kedua negara tidak menghambat rencana-rencana tersebut," katanya.

Tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan sempat ditahan petugas Polisi Di Raja Malaysia karena dianggap melewati batas negara di kawasan Tanjung Berikat, Kepulauan Riau.

Sementara tujuh nelayan Malaysia juga sempat ditahan pihak Indonesia karena dianggap mencuri ikan di perairan Kepri.

Situasi menjadi rumit karena tindakan Malaysia dianggap melecehkan Indonesia.(ant)

Jumat, 27 Agustus 2010

Gila! Tabernakel Pun Dicuri

Kasus Pertama di Sikka selama Puluhan Tahun

MAUMERE, Media MAUMERE.co.cc  -- Sejak dulu masyarakat Flores dan Lembata sangat takut mengambil peralatan misa di dalam gereja. Kepatuhan itu rupanya mulai terkikis. Tabernakel pun dicuri kawanan pencuri remaja di Nita, Kabupaten Sikka. Gila!

Maka waspadalah para penjaga gereja dan kapela (koster) di  Kabupaten Sikka dan sekitarnya yang biasanya tidak mengunci pintu-pintu  rumah ibadah umat Katolik itu.

Sebuah gong kuning besar yang dibawa dari Austria,  sebuah tabernakel serta sejumlah peralatan misa telah dicuri dari dalam kapela di Seminari Carmel-Nita dan Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero ketika para mahasiswa liburan baru-baru ini.

Mimpi mendapatkan uang dengan menjual besi tua rupanya  menginspirasi dua orang pelajar, Y Adriano (15) dan F Aryanto (16) mengikuti ajakan rekannya yang sudah drop out,  Gabriel Emilianus (16). Mereka menggasak peralatan misa di Kapela Ledalero dan Carmel Nita serta  flash disc dari kamar tidur para frater.

Peralatan misa tersebut ditempa hingga bentuknya tak beraturan lalu dimasukkan ke dalam karung untuk dibawa kepada pengepul besi tua di Nita dan Maumere. Peralatan itu  dijual 15.000/kg di Nita dan Rp 20.000/kg di Maumere. Sedangkan flash disc berisi dokumen penting mata kuliah para mahasiswa Ledalero (frater) dihapus untuk diisi lagu-lagu.

Kasus pencurian   peralatan misa ini merupakan kejadian pertama di Nita selama puluhan bahkan ratusan tahun. Kasus pencurian ini menjadi  buah bibir  umat  Katolik di Nita dan sekitarnya sebab belum pernah  terjadi sebelumnya.

Kapolres Sikka, AKBP Drs. Agus Suryatno, melalui Kapolsek Nita, Ipda Flavianus Lavi, S.H,   didampingi Kanit Reskrim, Brigpol Taufikur Rahman membenarkan terbongkarnya pencurian ini saat ditemui, Rabu (25/8/2010).

Kasus ini  bermula dari laporan   Satpam Ledalore pada 18 Agustus 20010. Polisi mengembangkan penyelidikan  dan mengidentifikasi  para pelaku. Emil pertama kali ditangkap polisi ketika sedang nongkrong di lapangan  voli di Nita.  Dari keterangan  Emil, terkuaklah keterlibatan dua rekannya Adriano dan  Aryanto yang masih duduk di bangku SMP dan SD.

Emil sebenarnya telah menjadi target polisi.  Sekitar   bulan Juli 2010, dia  sendirian melakukan tiga kali pencurian yakni 17 Juli 2010  di Ledalero, 19 Juli 2010 di Ledalero dan 29 Juli 2010  di Wisma Rafael  Nita, tempat penginapan para  frater.

Pencurian terakhir pada Agustus 2010 melibatkan dua orang rekannya. Semua aksi pencurian dilakukan siang hari sekitar pukul 14.00 Wita. "Waktu dia  (Emil) curi kaki  lilin di Carmel (letaknya bersebelahan dengan Polsek Nita), frater kejar  dia. Orangtuanya juga  dipanggil, tapi dia tidak mengaku," kata
Flavi.


Dia  menambahkan peralatan misa ukuran kecil dan besar diambil di dalam gereja lalu ditempa dengan batu menjadi tak berbentuk kemudian dibawa kepada pengepul besi tua. Mereka menjual kepada pengepul Budi di Nita seharga Rp 15.000/kg.
Sedangkan tabernakel (peti penyimpanan  hosti) terlampu berat  sehingga tidak bisa dipikul ketiga remaja itu. Mereka membuangnya begitu saja di sekitar kapela Ladalero. Namun, sebuah gong besar  dari Austria dibawa utuh  lalu dijual kepada pengepul di Kota Uneng, Maumere.

"Pengepul di Maumere heran. Dia mengatakan  ini gong masih bagus, sehingga  dia beli dan menyimpannya. Dia  yakin ada orang yang akan mencari lagi. Sedangkan tabernakel  tidak bisa dibawa pergi ke Maumere karena  terlampau berat, dibuang kembali," kata Flavi. 

Flavi yang sudah dua tahu lebih bertugas di Nita mengaku prihatin dengan kasus pencurian peralatan misa.   Dia mengimbau kepada penjaga gereja mengunci pintu-pintu gereja. "Dulu,  gereja dibiarkan  terbuka sampai malam tak masalah, karena tidak ada yang berani yang curi.  Fenomena terakhir, ternyata orang tidak lagi takut  masuk dan curi dalam gereja," demikian Flavi. (pk)

Barang yang Dicuri

    1. Lima buah flash disc
    2. Empat buah  speacker
    3. Satu  buah tas
    4. Satu  buah ember kuningan tempat air berkat
    5. Dua buah lonceng kecil
    6. Satu buah tempat kemenyan
    7. Dua buah tempat lilin
    8. Satu buah ukup
    9. Satu buah gong besar
    10. Satu buah   walkman
    11. Satu buah  remote control
    12. Satu Tabernakel (Ditinggalkan lagi karena sulit dibawa)

Jumat, 20 Agustus 2010

Ke Kemdagri, DPR RI dan DPD RI

diserahkan, Usulan DOB Adonara dan Maumere
ASPIRASI RAKYAT: Asisten I Setda NTT, Joseph Aman Mamulak menyerahkan berkas aspirasi rakyat dan dukungan Pemprov NTT, Pemkab Flotim dan Pemkab Sikka kepada Direktur Penataan Daerah dan Otonomi Khusus, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Sonny Sumarsono di Gedung Kemdagri, Jakarta, Kamis (19/8).


JAKARTA,Media maumere.co.cc--Panitia usulan pemekaran Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Adonara (Pemekaran dari Kabupaten Flores Timur) dan Kota Maumere (Pemekaran dari Kabupaten Sikka), secara resmi menyerahkan berkas-berkas usulan pemekaran kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri), dan juga kepada Komisi II DPR RI dan Komite I DPD RI yang membidangi otonomi daerah.

Penyerahan usulan pemekaran dua DOB tersebut dilaksanakan Kamis (19/8) kemarin, oleh Pemerintah Provinsi NTT yang dihadiri Asisten I Setda NTT, Joseph Aman Mamulak, Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda NTT, serta Panitia Provinsi kedua DOB, masing-masing oleh Yahidin Umar dari Adonara dan Kristo Blasin dari Maumere.


Turut hadir dalam penyerahan aspirasi dan kelengkapan administrasi sebagai prasyarat memekarkan wilayah, tokoh-tokoh masyarakat asal Adonara dan Maumere baik yang langsung dari Adonara dan Maumere maupun tokoh kedua daerah tersebut yang ada di Jakarta seperti Sahar L. Hassan dan Noor Mandiri serta Muhammad Wongso, tokoh masyarakat asal Adonara.


Turut mengawal penyerahan aspirasi itu, anggota Komisi A DPRD NTT, seperti Servatius Lawang (Ketua Komisi), Gabriel Beri Binna (Wakil Ketua Komisi), Nixon Messakh (Wakil Ketua), Antonius Landi (Sekretaris Komisi) serta empat anggota, Kristo Blasin, Alfred Baun, Daud Ludji dan Fransiskus Nahas.

Asisten I Setda NTT, Joseph Aman Mamulak yang memimpin tim dari NTT saat penyerahan berkas ke Kemdagri kemarin mengatakan, penyerahan berkas usulan pemekaran wilayah ini dilaksanakan berdasarkan aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat dari dua daerah tersebut.

Karena itu, Joseph Mamulak meminta kepada Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kemdagri untuk berupaya memperjuangkan usulan ini sebagai bagian dari inisiatif pemerintah dalam mewujudkan harapan masyarakat Adonara dan Kota Maumere tersebut.

Hal yang sama juga diungkapkan Servas Lawang mewakili wakil rakyat di NTT. Menurutnya, harapan masyarakat Adonara dan Kota Maumere untuk memekarkan diri merupakan harapan lama yang hendak diwujudkan.

"Karena itu, dengan dukungan DPRD NTT, kami mengharapkan Kemdagri untuk membantu memperjuangkan upaya ini agar bisa terwujud dalam tahun 2010 ini," pinta Servas.

Yahidin Umar yang menjadi Ketua Panitia Usulan Pemekaran Adonara tingkat NTT juga mengharapkan agar perjuangan memekarkan Adonara dan juga Kota Maumere kiranya menjadi prioritas pemerintah dalam upaya mewujudkan harapan masyarakat tersebut, sehingga pendekatan pelayanan kemasyarakat agar lebih sejahtera bisa segera diwujudkan.

Koleganya, Kristo Blasin yang tampil sebagai Ketua Panitia Provinsi usulan pemekaran Kota Maumere juga menyampaikan harapan warga Kota Maumere agar usulan tersebut bisa mendapat perhatian pemerintah pusat dalam upaya mendukung kemajuan pembangunan dan pengembangan ekonomi kemasyarakatan di Kabupaten Sikka.

Direktur Penataan Daerah dan Otonomi Khusus, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah (Ditjen Otda), Sonny Sumarsono yang menerima rombongan dari NTT kemarin di Meeting Room, Gedung Kemdagri kemarin (19/8) mengaku sungguh menghargai aspirasi yang disampaikan masyarakat Adonara dan Maumere.

Menurutnya, harapan masyarakat kedua wilayah seperti yang disuarakan --dalam penuturan adat oleh tokoh masyarakat Adonara, Dominikus Doni Lakonawa-- dan diinginkan masyarakat itu akan mendapat perhatian pemerintah.

"Usulan yang datang bertepatan dengan bulan Ramadhan dan momen HUT Kemerdekaan RI ke-65 membuat kami sulit untuk menolak aspirasi ini. Kalau tolak bisa-bisa Pak Kiai marah, karena itu, NTT sebagai bagian dari NKRI, maka pemekaran ini juga adalah dalam rangka memperkuat integritas NKRI.

Saya mau katakan bahwa NTT dalam banyak urusan, kami nilai sangat taat. Karena itu, aspirasi masyarakat ini tentu menjadi perhatian pemerintah," ungkap Sonny yang saat itu didampingi Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pembinaan dan Penataan Daerah Pemekaran Wilayah I, Ditjen Otda, Kemdagri.

Sonny mengatakan, bahwa sesuai ketentuan, usulan pemekaran daerah harus memenuhi persyaratan sebagaimana disyaratkan dalam PP Nomor 78 Tahun 2007 tentang pemekaran wilayah.

"Karena itu, berkas yang sudah kami terima tadi, kiranya sudah memenuhi ketentuan tersebut, dan bila belum, setelah kami verifikasi akan kami sampaikan mana-mana yang masih kurang untuk dilengkapi. Karena itu, beri kesempatan kepada kami untuk menyelami aspirasi yang sudah masuk ini," jelas Sonny.

Meski mengaku menerima dan siap memperjuangkan aspirasi tersebut, Sonny tak bisa menjamin bahwa usulan tersebut bisa dikabulkan dalam tahun 2010 ini sebagaimana yang diinginkan pengusul, yakni masyarakat Adonara dan Kota Maumere.

Persoalannya, kata Sonny, pemerintah saat ini tengah fokus menyelesaikan grand design (rencana besar) penataan/pemekaran wilayah sebagai langkah menata wilayah Indonesia hingga tahun 2025 nanti.

Karena itu, lanjut Sonny, dalam waktu penyiapan grand design ini pemerintah melakukan jeda sementara (moratorium) pemekaran wilayah sambil melakukan evaluasi terhadap daerah-daerah yang sudah dimekarkan itu.

"Nah, kebetulan pekan depan grand design itu akan disampaikan dan dibahas di DPR, karena belum diketok rancangan grand design itu, maka dengan masuknya usulan baru untuk Adonara dan Maumere ini diharapkan bisa masuk dalam daftar usulan untuk pembahasan, selain 33 daerah otonom baru yang sudah masuk program legislasi nasional saat ini.

Sebab bila grand designnya sudah disetujui dan diketok palunya oleh DPR, maka pemekaran itu baru bisa dilaksanakan tahun 2026 nanti. Karena itu, mari kita kawal sama-sama, mohon tim dari NTT untuk menyampaikan usulan ini ke DPR dan DPD RI sehingga antara pemerintah dan legislatif bisa satu suara saat pembahasan nanti," papar Sonny.

Masih menurut Sonny, sesuai arahan Presiden SBY, untuk usulan pemekaran daerah, selama dalam proses penyiapan grand design, pemerintah belum boleh melaksanakan usul inisiatif untuk pemekaran daerah, karena itu posisi pemerintah adalah pasif untuk sementara.

"Oleh sebab itu, saat ini untuk proses pemekaran yang punya inisiatif adalah DPR dengan pertimbangan DPD RI. Untuk itulah saya berharap setelah ini, bapak/ibu yang dari NTT bisa menemui DPR RI dan DPD RI sehingga usulan tersebut bisa masuk dalam list pembahasannya nanti," saran Sonny.

Tanpa menunggu lama, setelah mengakhir pertemuan dengan pihak Kemdagri yang ditandai dengan penyerahan sebilah parang/kelewang khas Weiwerang (Kenube) dan selembar Sarung (Noowi) serta Selendang (Senai) sebagai lambang perjuangan yang dilakukan oleh Ketua Panitia Pusat yang adalah tokoh masyarakat Adonara di Jakarta, Noor Mandiri kepada Sonny Sumarsono, tim bersama Pemerintah NTT, Pemkab Flores Timur dan Pemkab Sikka serta Komisi A DPRD NTT, langsung bergegas menuju Gedung DPR RI di Senayan-Jakarta.

Digedung wakil rakyat ini, rombongan NTT diterima Sekretaris Komisi II serta anggota Fraksi PDI Perjuangan di Komisi II DPR RI, seperti Ganjar Pranowo dan Arif, Honing Sani dan Laurens Bahang Dama (F-PAN) yang adalah anggota Komisi XI DPR RI.

Dalam pertemuan di ruang Fraksi PDIP, lantai lima Gedung Nusantara I, Ganjar Pranowo yang menerima aspirasi masyarakat Adonara dan Kota Maumere juga mengatakan siap menjalankan harapan dan amanah rakyat di Pulau Flores tersebut dan mewujudkan menjadi sebuah daerah otonom baru.

Karena itu, kata Ganjar, yang juga Wakil Ketua Komisi II, meminta kepada menyiapkan seluruh berkas bila ada yang kurang setelah dilakukan pengecekan, supaya segera dilengkapi.
Setelah dari DPR RI, tim usulan pemekaran kedua daerah ini juga menemui Senator NTT di Gedung DPD RI.

Dalam pertemuan bersama dua senator NTT, yakni Emanuel Babu Eha (Komite I/membidangi Otda) dan Abraham Paul Liyanto, perwakilan masyarakat Adonara dan Maumere serta Pemprov NTT dan DPRD NTT menyampaikan harapan agar usulan ini mendapat kawalan serius para senator agar keinginan masyarakat kedua daerah tersebut bisa diwujudkan.

Dalam kesempatan itu, Emanuel Babu Eha mengatakan bahwa, persoalan mengawal aspirasi masyarakat itu sudah menjadi tekad para senator, hanya saja, usulan tersebut harus disertai dengan dokumen yang lengkap sehingga perjuangan memekarkan kedua wilayah tersebut tidak mengalami hambatan.

"Karena tim sudah menyerahkan berkas administrasinya, nanti kita di Komite I mengecek, jika ada yang kurang nanti kita sampaikan untuk silahkan dilengkapi. Jika nanti sudah lengkap, dilanjutkan dengan pemaparan/presentasi usulan oleh panitia dan pemerintah kabupaten induk setempat,

setelah itu dilakukan dengan kunjungan lapangan untuk pembuktian fisik di lapangan, nanti sesudahnya bila sudah memenuhi syarat akan kita sampaikan ke DPR RI untuk dibahas menjadi sebuah daerah otonom baru.

Jadi mari kita berjuang sama-sama, sehingga harapan ini bisa diwujudkan sesuai keinginan rakyat," pungkas Emanuel.(aln/fmc)

Gebyar HUT RI di Kab. Sikka

12 Napi Hirup Udara Bebas

MAUMERE, Media Maumere.co.cc -- Manyambut HUT ke-65 Kemerdekaan RI sebanyak 12 narapidana (napi) di Rutan Maumere boleh menghirup udara bebas setelah mendapat remisi (pengurangan masa tahanan) oleh Menteri Hukum dan HAM RI.
Pemberian remisi dipimpin Bupati Sikka, Drs. Sosimus Mitang, di Rutan Maumere, Selasa (17/8/2010) siang, usai upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI di Lapangan Kota Baru-Maumere. Turut hadir  sejumlah pejabat lingkup Pemda  Sikka.

Dalam upacara itu, Bupati Sosi Mitang, yang bertindak sebagai inspektur upacara secara simbolis memberikan surat remisi kepada dua perwakilan napi. Remisi diberikan kepada 121 napi, namun 12 orang napi langsung bebas.

Mitang, saat membacakan sambutan Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar, mengatakan, pemberian remisi janganlah dianggap sebagai bentuk kemudahan bagi warga binaan pemasyarakatan untuk cepat bebas. Pemberian remisi ini harus dilihat sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas diri dan memotivasi diri sehingga dapat mendorong napi kembali ke jalan yang benar.

Pemberian remisi harus dijadikan sebagai sebuah semangat dan tekad bagi warga binaan pemasyarakatan untuk mengisi hari-hari menjelang bebas dengan memperkaya karya dan cipta yang bermanfaat bagi sesama.


Upacara pemberian remisi di Rutan Maumere dimeriahkan   marching band dari SMAK Sint Gabriel-Maumere dan tarian Gong Waning dari penghuni rutan. dan juga penampilan tarian dan nyanyian oleh nara pidana.(pk/fik)


144 PNS Terima Penghargaan


PADA hari Senin (16/8/2010) pagi, bertempat di aula Setda Sikka, Bupati Sikka, Drs. Sosimus Mitang memberikan penghargaan Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden RI kepada 144 PNS di Sikka. Mereka yang menerima penghargaan ini telah berkarya sebagai abdi masyarakat dan abdi negara selama 10 tahun, 20 dan 30 tahun masa kerja.

PNS yang mengabdi 10 tahun sebanyak 64 orang, 20 tahun 73 orang dan 30 tahun 7 orang. Pemberian penghargaan melalui upacara yang dihadiri PNS bersangkutan.

Dalam sambutannya, Bupati mengatakan, pemberian penghargaan ini hendaknya memotivasi PNS untuk meningkatkan pelayanan kerja sesuai dengan kebutuhan  masyarakat Kabupaten Sikka

Bupati minta PNS yang mendapat penghargaan agar menjadi panutan bagi PNS lainnya di lingkungan kerja masing-masing. Hadir Wabup Sikka, dr.Wera Damianus, M.M, Ketua DPRD Sikka, Rafael Raga, SP dan para pejabat. (ris/fik)

Minggu, 15 Agustus 2010

Pipa Bocor, Jalan Longsor


MAUMERE, Media Maumere,co.cc--Proyek jaringan air bersih senilai Rp 9,7 miliar ari Desa Nirangkliung ke Kota Maumere mulai ada titik terang ketidakberesannya. Jaringan air bersih yang dibangun secara secara bertahap tahun 2006-2009 ternyata mengalami kebocoran akibat pipanya dilas. Padahal sesuai ketentuan persambungan pipa harus menggunakan sok alias penahan.

Pantauan Media Maumere, di Nirangkliung, Jumat (13/8/2010), dampak kebocoran itu membuat ruas jalan di beberapa titik longsor. Pasalnya, pada saat air mengalir, persambungan pipa yang dilas terlepas. Tak ayal, air tidak mengalir  masuk ke bak penampung di Dusun Guru, Desa Takaplager. Air dari sumber mata air di desa itu belum masuk sampai ke bak penampung di  Kampung Guru. Banyak air terbuang di tengah  jalan akibat pipa bocor.  Kebocoran  yang paling parah  terjadi pada titik  di  Kampung Watuwula dan di Dusun Guhi, Desa Tilang. Ini belum termasuk kebocoran kecil-kecil di sepanjang jalur sekitar 8 km.



Pada dua  titik  ini kebocoran air berasal dari sambungan pipa. Akibat derasnya air yang bocor, tanah juga longsor. Air mengikis  permukaan  tanah  sampai sedalam sekitar satu meter lebih.  Tanaman  yang terletak di sekitarnya rusak  dan akarnya terkikis air.

Anggota DPRD Sikka, Silfan Angi, yang turun memantau langsung proyek ini di lapangan meminta pejabat Dinas PU NTT tidak berbicara tanpa melihat langsung persoalan di lapangan. Masyarakat Sikka, khususnya di Nirangkliung, telah lama mengeluhkan air bersih yang belum bisa mereka nikmati.

"Sampai sekarang air belum dinikmati warga Kota Maumere. Jadi, kalau ada yang bilang air sudah masuk ke bak penampung di Guru, orang itu  pernah ke Sikka atau  belum? Jangan asal omong. Saya sudah ke lokasi dan lihat langsung airnya tidak mengalir karena pipa bocor di mana-mana. Tanah jadi longsor dan rumah warga jadi korban. Saya sebagai anggota DPRD Sikka kesal dan kecewa. Kerja proyek dengan dana besar tapi airnya belum warga Kota Maumere nikmati. Saya minta jaksa di Kejati NTT turun dan usut. Ini ada indikasi penyimpangan," tegas Silfan Angi.

Keterangan yang diperoleh menyebutkan,  proyek ini dikerjakan  PT Nindya Karya, PT Pelita Jaya Ende dan PT Timor Perkasa Teknis Maumere. Proyek  tersebut  didanai  APBN dengan waktu kerja tiga tahun anggaran mulai 2007-2009.

Silfan Angi mengatakan,  penjelasan  Satuan Kerja  (Satker)  Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) NTT, Teguh Budijono, bahwa air telah sampai ke  bak reservor di Kampung Guru tidak benar. Dua kali ujicoba sekitar dua minggu lalu, air dari pipa induk  pada  jaringan  sumber mata air Nirangkliung tidak masuk ke bak penampung berkapasitas 400.000 liter.  "Airnya bocor habis  di jalan.  Dua lokasi   dari Guhi sampai Watuwula, bocornya paling parah," kata Angi.  (pk)

43 Imigran Gelap Masuk Maumere

MAUMERE,Media Maumere,co.cc-- Sebanyak 43 orang imigran gelap masuk ke Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Jumat dan Sabtu (13-14/8/2010. Para imigran gelap ini ada yang masuk melalui Bandara Frans Seda, dan ada yang masuk melalui Pelabuhan Lorens Say.

Informasi yang diperoleh Media Maumere menyebutkan, 30 dari 43 orang imigran itu masuk melalui Pelabuhan Lorens Say menggunakan Kapal Willis, Sabtu (14/8/2010) dinihari. Para imigran ini ditangkap aparat Polres Sikka dan pihak Imigrasi Maumere di Pelabuhan Lorens Say Maumere. Dari 30 orang yang masuk melalui Pelabuhan Lorens Say ini, ada sembilan imigran yang memiliki paspor sebagai turis dan 21 lainnya tanpa paspor.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan petugas imigrasi di Pelabuhan Lorens Say, ditemukan beberapa imigran tidak memiliki  dokumen. Petugas kemudian menggiring para imigran tersebut, di antaranya anak-anak dan perempuan, menuju Hotel Maiwali-Maumere untuk memeriksa dokumennya.

Sedangkan 13 orang imigran lainnya masuk sehari sebelumnya, yakni Jumat (13/8/2010) siang dan sore. Dari 13 imigran ini, 10 di antaranya masuk ke Kota Maumere melalui Bandara Frans Seda, siang hari. Para imigran ini datang dari Denpasar-Bali menggunakan pesawat. Sementara tiga imigran lainnya datang pagi melalui jalan darat.

Dari hasil pemeriksaan petugas, para imigran itu berasal dari Vietnam, Turki, Kuwait, Saudi Arabia dan Iran. Namun yang terbanyak berasal dari Iran. Para imigran ini rencananya hendak menuju ke Australia menggunakan kapal motor.

Kepala Imigrasi Maumere, Purwadi, di Hotel Maiwali-Maumere, Sabtu (14/8/2010) siang, mengakui adanya puluhan imigran yang masuk ke Kota Maumere. Setelah dicek, jelas Purwadi, petugas menemukan imigran tersebut di salah satu penginapan di Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka.
Menurut Purwadi, pihaknya akan memroses para imigran sesuai ketentuan hukum yang berlaku dalam UU Imigrasi. Bagi yang tidak mengantongi dokumen akan diproses dan ditindak.  "Kami juga akan melakukan proses pengamanan yang ketat bersama aparat Polres Sikka agar tidak ada yang melarikan diri," kata Purwadi. (pk)

Data Imigran :

*  Jumlah Imigran 43
*  Laki-Laki : 34
*  Wanita : 9
*  Vietnam : 5
*  Turki : 3
*  Kuwait : 10
*  Arab Saudia : 2
*  Iran : 14
Sumber: Imigrasi Maumere

Frans Seda Jadi Nama Bandara di Sikka

Maumere, Media Maumere,co.cc - Menteri Perhubungan Fredy Numberi akan meresmikan pergantian nama Bandara Udara Waioti di Maumere, Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur menjadi Bandara Frans Seda pada Senin (9/8).


"Selain meresmikan pergantian nama Bandara Waioti, Menhub juga akan melakukan peresmian pergantian nama Pelabuhan Laut Sadang Bui menjadi Pelabuhan Lorens Say," kata Bupati Sikka, Sosimus Mitang, di Maumere, Sikka, Minggu (8/8).

Ia menjelaskan, pergantian nama kedua fasilitas perhubungan itu dilakukan untuk menghormati Frans Seda dan Lorens Say, dua tokoh Sikka yang telah berjasa dalam membangun nian Sikka.

Frans Seda adalah ekonom dan politisi nasional. Semasa hidupnya pernah memangku jabatan penting seperti Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan, sementara Lorens Say adalah mantan Bupati Sikka dua periode (1967-1977).

Bandara Udara Waioti Maumere sebelumnya adalah pelabuhan udara kelas III sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan nomor: KM.50/OT/Phb-1978 dan 1983. Sebutan Pelabuhan Udara Waioti diubah menjadi Bandara Udara sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan nomor: KM.68 Tahun 1983 dan selanjutnya disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan nomor: KM.4 Tahun 1995.

Bandara Udara Waioti Maumere diambil dari nama kampung yang berada di bagian ujung landasan sebelah utara pada landasan pacu 23. Wai atau Wair yang berarti Air dan Oti artinya biawak. Di sisi Timur landasan pacu bandara ini terdapat sebuah sungai kecil yang dulu dialiri air dan menjadi tempat hunian kawanan biawak.

Pembangunan landasan dimulai pada 1942/1943 oleh Jepang bersama Raja Sikka Don Thomas Ximenes da Silva dengan mempekerjakan rakyat Sikka dalam kelompok haminte (kelompok swapraja) dengan upah sekitar Rp3 per orang.

Bupati Sikka menjelaskan, bandara udara ini berawal dari landasan batu. Cara pembuatannya dengan menggali tanah sepanjang 1.470 meter dan lebar 30 meter dengan kedalaman 50-60 cm dan kemudian disusun batu sebesar buah kelapa dan ditimbun tanah.

Landasan itu kemudian digunakan untuk pengoperasian pesawat terbang oleh Jepang untuk kepentingan perang dengan menggunakan pesawat jenis Heron dan pesawat tempur lainnya.

Pengelolaan dan perawatan Bandara Waioti setelah peninggalan Jepang dilaksanakan Raja Sikka Don Thomas Ximenes da Silva bersama pihak perusahaan penerbangan Belanda, yang dipimpin Frans Kaunang.

Bandara Waioti kini memiliki landasan pacu sepanjang 1.850 meter sehingga sudah dapat didarati jenis pesawat berbadan lebar seperti Boeing 737 seri 200 dan sejenisnya.

Bupati Sosimus Mitang mengatakan, Frans Seda dan Lorens Say sudah sangat dikenal oleh masyarakat Sikka. Kedua tokoh ini telah membesarkan Sikka dengan caranya masing-masing.

"Frans Seda dalam beragam posisinya di tingkat nasional, sudah banyak memberi perhatian dan wujud cinta kasihnya pada masyarakat Sikka. Begitu juga Lorens Say sebagai mantan Bupati Sikka yang telah meletakan dasar dan arah pembangunan di Sikka. Sudah sepatutnya menghargai kedua tokoh yang telah membesarkan Sikka," kata Mitang.(ant/CA/fik)

Selasa, 03 Agustus 2010

Maumere Inflasi Terbesar Kedua


Kupang, MM.co.cc - Kepala BPS NTT Poltak Sutrisno Sihaan, mengatakan hasil survei Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur selama Juli 2010 menunjukkan bahwa harga berbagai komoditas mengalami kenaikan.

"Survei terhadap harga berbagai komoditas itu dilakukan di pasar-pasar tradisional dan pasar modern yang ada di Kota Kupang dan Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka di Pulau Flores," ujarnya di Kupang, Senin (2/8).

Kecenderungan naiknya harga berbagai komoditas itu, kata Siahaan, ikut memicu inflasi sebesar 2,49 persen dan meningkatnya Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 128,04 pada Juni menjadi 131,23 pada Juli 2010.

Siahaan menjelaskan inflasi terbesar bulan Juli terjadi di Kota Kupang sekitar 2,79 persen dan meningkatnya IHK dari 127,33 pada Juni menjadi 130,88 pada Juli 2010. Inflasi terbesar kedua terjadi di Kota Maumere sekitar 0,92 persen dan meningkatnya IHK dari 131,91 pada Juni menjadi 133,13 pada Juli 2010.

Sementara, untuk laju inflasi tahun kalender pada Juli 2010, kata Siahaan, sebesar 8,05 persen, sedang inflasi "year on year" (Juli 2010 terhadap Juli 2009) sebesar 12,19 persen untuk NTT.(ant)

DPRD Sikka Ingkar Janji, Anak-Anak Menangis

MAUMERE,MM.co.cc- Pimpinan DPRD Sikka mengingkari janji mereka untuk audiens dan menerima rekomendasi  lokakarya Forum Anak Sikka (FAS) di gedung DPRD setempat, Kamis (29/7/2010).

Janji bertemu itu dibatalkan secara sepihak sehingga mengecewakan sebagian besar  anak-anak yang tergabung dalam FAS. Mereka menangis histeris  dan mengumpat di  gedung DPRD Sikka. FAS beranggotakan ratusan anak serta utusan anak dari 21 kecamatan di Kabupaten Sikka.

Guna mengungkapkan kekesalannya,  anak-anak itu bermain gitar dan mendendangkan penggalan syair lagu penyanyi kondang Iwan Fals. Wakil  rakyat  jangan  tidur waktu sidang  soal rakyat.  FAS juga membentangkan spanduk, poster dan berorasi sekitar  30 menit di halaman gedung DPRD Sikka.

Anak-anak menilai DPRD mengabaikannya dan tidak menghargai  rekomendasi anak-anak Sikka yang telah  susah  payah dibahas selama tiga hari di Hotel Nara Room Maumere, 27-29 Juli 2010. Lokakarya anak diprakarsai  Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan, Plan Sikka, Wahana Visi Indonesia (WVI), SOS dan CVI.

Kekesalan anak-anak  sudah terlihat sejak  di Hotel Nara Room sebelum mereka  menumpang tiga unit bus menuju Kantor DPRD Sikka, Kamis  siang. Mengetahui pimpinan  DPRD Sikka tak berada di tempat untuk menerima kedatangan mereka, sebagian anak tampak lemas.

Ada yang menangis dan memegangi kepalanya karena kecewa. Wajah mereka muram dan sedih ketika pembina FAS menyampaikan pertemuan di DPRD batal. Ketua DPRD Sikka, Rafael Raga yang sudah setuju menerima rekomendasi  FAS dan berdialog ternyata sudah berangkat sejak Kamis pagi ke Tanarawa guna menjaring aspirasi.

Padahal anggota FAS telah mengenakan pakaian rapi, mereka sangat rindu bertemu wakil rakyat yang jarang dialami anak-anak. Namun, harapan membacakan rekomendasi lokakarya gagal total.

Pinton, panitia lokakarya FAS,  mendapat konfirmasi bahwa DPRD sedang melakukan kunjungan kerja. Sekretaris DPRD minta FAS menyerahkan rekomendasi Sabtu (31/7/2010).
 Seorang anggota  FAS protes dan berteriak lantang. "Kalau Dewan minta kami ke sini hari Sabtu suruh mereka minta izin dulu  kepada kepala sekolah. Kami ikut lokakarya saja minta izin di kepala sekolah susah setengah mati. Sekarang mau suruh kami ke sini lagi hari Sabtu."

Claudia Betrudy Bada dari FAS  mengungkapkan kekecewaan terhadap DPRD Sikka yang tidak menepati janji. "Mereka  yang janji ketemu, tapi mana buktinya? Memang, kami bukan  anak dari negeri ini. Kami juga butuh didengarkan. Suara kami adalah suara bangsa ini yang dapat membangun bangsa ini juga.
Bukankah kami penerus bangsa? Kami sudah buktikan bahwa kami bisa bicara. Kami minta jangan kesampingkan kami," kata Claudia sambil menetes air mata.

Stefania Dua Nona dari SOS Maumere, menangis mendengar kabar DPRD Sikka tidak berada di kantornya untuk menerima FAS. "Saya menangis karena saya sangat kecewa. Saya sudah korbankan waktu belajar, tapi suara kami dibaikan. Apakah DPRD Sikka tidak punya anak," kata Stefania di Hotel Nara Room Maumere. (pk/fik)

Dibatalkan Ketua Dewan


JADWAL pertemuan  Forum Anak Sikka (FAS) dengan Ketua    DPRD Sikka, Rafael Raga,  Kamis (29/7/2010),   telah disepakati jauh hari. Kesepakatan  pertemuan hari itu terjadi  setelah panitia mengirim permohonan  tertulis pada tanggal 19 Juli 2010 kepada Sekretaris DPRD setempat.

Namun, mendadak pimpinan Dewan membatalkan secara sepihak tanpa pemberitahuan kembali  kepada FAS. Dia memilih mengunjungi  konstituennya di Tanarawa.

"Kalau  dibatalkan, kenapa tidak satu hari sebelumnya? Anak-anak jadi stress, ada yang  menangis. Kami  bawa mereka ke sini (gedung DPRD) untuk lihat sendiri pimpinan Dewan tidak ada. Kami tidak mau mereka kesal dengan panitia,"  kata seorang anggota panitia lokakarya kepada  Piet Jejalu, anggota Komisi C DPRD Kabupaten Sikka.

Piet mengaku mampir ke gedung DPRD karena melihat tiga unit bus Damri parkir di halaman dan  banyak anak-anak yang memenuhi halaman gedung DPRD. Panitia lalu minta Piet menerima FAS. Ratusan  masuk ke ruangan DPRD untuk berdialog. Keluhan,  kekecewaan  FAS dan panitia lokakarya ditumpahkan seluruhnya kepada Piet Jejalu.

"Hari ini saya tidak ikut kunjungan kerja karena jadwal tertunda. Anak-anak FAS  bagian dari rakyat Sikka. Saya mau terima mereka, tidak  ingin kecewakan mereka. Saya atas nama pimpinan DPRD Sikka anggota DPRD Sikka yang sedang turba minta maaf," kata Piet. (pk/fik)

Rekomendasi FAS

1. Komisi Perlindungan Anak. Untuk Pemerintah tindak tegas pelaku aborsi dan membangun panti asuhan. Untuk DPRD, FAS meminta perlindungan,menghukum pelaku aborsi dan memberikan anggaran panti asuhan.

2. Komisi Pendidikan Anak. Kepada  pemerintah agar mengawasi  dana BOS dan penyaluran serta memberikan sanksi kepada  guru yang tinggalkan tugas. Untuk dewan, buat perda dan alokasi dana pendidikan.

3. Komisi Kesehatan Anak.Untuk pemerintah perhatikan tenaga kesehatan dan honor tenaga kesehatan di daerah terpencil. Untuk dewan, dukung pemerintah dengan alokasi dana kesehatan  di daerah terpencil.

4. Komisi Partisipasi Anak. Untuk pemerintah  memfasilitasi organisasi anak dan meningkatkan bantuan organisasi anak. Untuk dewan, rancangan anggaran bagi  anak dan fasilitas bagi organisasi anak.
Sumber: Forum Anak Sikka