Jumat, 11 Juni 2010

NO THANKS TO JALAN BERLUBANG

Kondisi Ruas Jalan Menuju Desa Watu Gong Kecamatan Alok Timur yang rusak (foto Sherly Imung)


"Terima kasih jalan berlubang..." begitulah lirik lagu yang dikumandangkan sebuah grub musik daerah Sikka Terminal, tentang rasa terima kasih mereka ketika kendaraan yang mereka tumpangi lewat di atas jalan berlubang, menuju Nilo-Nirangkliung. Karena jalan yang berlubang, mereka bisa berkenalan dengan gadis manis yang berada di atas kendaraan bersama-sama dengan mereka.

Itu lah sedikit gambaran tentang jalan menuju kampung Nilo dan Nirangkliung, yang jaraknya berkilo-kilo meter dari maumere, ibu kota kabupaten Sikka. Setelah bertahun-tahun lalu, setelah John Pace dan kawan-kawan mengumandangkan lagu itu, tentunya jalan menuju dua kampung tersebut sudah menjadi sedikit lebih baik dengan pengaspalan.

Bagaimana dengan jalan Brai yang ada di tengah kota Maumere? Kondisinya sangat memprihatinkan saat ini. Lubang-lubang sangat banyak di sana-sini, membuat para pengendara berusaha untuk menghindari badan jalan yang berlubang. Sering terjadi perkelahian karena rebutan untuk melewati badan jalan yang masih baik, di antara para tukang ojek, yang susah untuk di lerai. Tidak jarang juga terjadi kecelakaan yang menimbulkan korban luka.

Ojek adalah satu-satu kendaraan yang mau melewati jalan Brai, angkutan kota tidak mau, karena kata para supir, kondisi jalan bisa membuat kendaraan mereka rusak.

Jalan ini tahun lalu sudah diperbaiki, tapi hanya setengah. Angkutan kota hanya bisa mengantar penumpang sampai batas jalan yang baru diperbaiki, akibatnya, separuh masyarakat harus berjalan kaki menuju rumah mereka. Dampak yang paling dirasakan adalah anak-anak sekolah yang kepanasan ketika pulang sekolah siang.(Sherly)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar