Minggu, 12 Desember 2010

Cuaca Buruk, Feri ke Rote dan Larantuka Dibatalkan

Kupang,Mediamaumere- akibat cuaca buruk, pihak PT. Feri Indonesia Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur membatalkan lintas penyeberangan Kupang-Rote dan Kupang-Larantuka pada Minggu (12/12).
"Keadaan gelombang laut kurang bersahabat disertai pula dengan angin kencang, sehingga kami memutuskan untuk membatalkan penyeberangan ke Pulau Rote di Kabupaten Rote Ndao dan Larantuka di ujung timur Pulau Flores," kata Manajer Operasional PT Feri Indonesia Cabang Kupang Arnold Yansen di Kupang, Minggu (12/12).

Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang, kata Yansen, tinggi gelombang di wilayah perairan NTT berkisar antara 1-2 meter dengan kecepatan angin pada kisaran antara 0,8-20 knot/jam. "Keadaan gelombang laut dengan kecepatan angin seperti itu, sebenarnya masih dalam keadaan normal, namun kondisi cuaca saat ini sulit diprediksi sehingga sewaktu-waktu bisa menimbulkan angin kencang dan gelombang tinggi," ujarnya.

Atas dasar laporan-laporan tersebut, lanjut Yansen, manajemen mengambil keputusan untuk membatalkan lintas penyeberangan Kupang-Rote dan Kupang-Larantuka.lebih lanjut dikatakan Yansen, pihaknya juga akan membatalkan sejumlah lintasan penyeberangan di NTT dalam beberapa hari ke depan, jika keadaan cuaca masih sulit diprediksi. "Kami tidak mau mengambil risiko, sehingga memilih menghentikan pelayaran untuk sementara waktu," katanya.

Ia menambahkan pihaknya mengambil langkah untuk membatalkan penyeberangan ke Pulau Rote dan Larantuka, karena menurut laporan navigasi, kecepatan angin sulit diprediksi sehingga bisa memicu terjadinya gelombang tinggi pada situasi yang tidak diduga.

PT Feri Indonesia Cabang Kupang memiliki enam armada pelayaran kapal feri, yakni KMP Umakalada, KMP Ile Boleng, KMP Ile Ape, KMP Ile Mandiri, KMP Cucut dan KMP Balibo untuk melayani lintas penyeberangan Kupang-Larantuka, Kupang-Lewoleba, Kupang-Rote, Kupang-Sabu, Kupang-Ende-Waingapu, dan Kupang-Kalabahi.

Kepala Stasiun Klimatologi Klas II Lasiana Kupang Purwanto yang dihubungi secara terpisah meminta masyarakat untuk mewaspadai angin puting beliung yang sesewaktu akan muncul. "Kondisi puting beliung ini sesewaktu terjadi bersamaan dengan hujan lebat, sehingga dapat menimbulkan kerusakan bangunan bahkan mengancam nyawa manusia, sehingga perlu diwaspadai, termasuk aktivitas di laut," katanya.

Menurut dia, perubahan iklim yang berlangsung ekstrim ini terjadi sejak Agustus dan mengakibatkan terjadinya peningkatan temperatur sekitar 3,05 derajat Celsius, sedang di seluruh dunia naik sekitar 6,5 derajat Celsius. Ia menambahkan perubahan iklim di bumi berdampak pada kenaikan muka air laut di pantai-pantai Indonesia, sehingga diperkirakan Indonesia akan kehilangan pantai sekitar 389.092,6 km2. Ia mencontohkan, kawasan rentan angin kencang di Indonesia di antaranya terjadi di Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara.(ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar