Kamis, 24 Juni 2010

KEJAMNYA TUBA

 Pak Syamsul (ketua kelompok budidaya rumpu laut Namangjawa, desa Namangkewa kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, NTT). Foto: Sherly




Maumere, MM - Rumput laut mendadak menjadi seperti masak, seluruh cabang menjadi berwarna orange, rapuh dan patah berjatuhan dari tali pengikatnya. Itulah masalah baru petani rumput laut desa Namangkewa kecamatan Kewapante Kabupaten Sikka, di samping bejibun masalah-masalah lain yang mereka hadapi dalam menanam dan memelihara rumput laut mereka. Demikian disampaikan seorang petani pembudidya rumput laut desa Namagkewa, Samsul (42 thn)  kepada Media Maumere (Kamis, 24/06/10).

Samsul menjelaskan masalah ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas rumput laut jenis Eucheuma cottonii yang mereka tanam di perairan mereka dan menurunkan pendapatan mereka. Rumput laut yang belum waktunya panen, terpaksa dipanen karena serangan penyakit tersebut. "Biasanya 45 hari kami panen, tapi karena takut semuanya jatuh ke laut akhrirnya dua minggu sudah panen", uangkapnya.

Menurut Syamsul, penyakit ini sering menyerang Rumput Laut mereka setelah air laut mencapai surut terendah. Ia mencuragai, diakibatkan oleh aktifitas menyuluh masyarakat yang mencari kerang waktu air laut mencapai surut terendah dengan menggunakan tuba. "Masyarakat yang biasa menyuluh itu biasanya datang dari gunung, bukan masyarakat di sini", jelas Syamsul. Syamsul mengatakan bahwa rumput laut yang biasanya terserang penyakit ini adalah pada tali ris bagian sisi yang menghadap ke daratan.

Lebih lanjut kata Syamsul pihaknya kewalahan dalam menjaga perairan mereka dari pengrusakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dirinya berharap agar adanya pengamanan laut oleh pihak-pihak terkait, di samping itu juga mereka sangat memerlukan bantuan mesin motor tempel untuk memudahkan pengangkutan bibit, dari tepi pantai ke lokasi budidaya.

Untuk diketahui, di desa Namangkewa terdapat 1 kelompok petani pembudidaya Rumput Laut, yang terdiri dari 5 orang yang aktif melakukan kegiatan budidaya dengan metode budidaya long line. Di samping menghasilkan Rumput Laut kering, mereka juga merupakan penghasil bibit Rumput Laut, bagi masrakat pesisir Sikka. Rata-rata masing-masing mereka memiliki 40-50 tali ris yang panjangnya kuang lebih 30 meter.(She)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar