MAUMERE, Media Maumere,co.cc--Proyek jaringan air bersih senilai Rp 9,7 miliar ari Desa Nirangkliung ke Kota Maumere mulai ada titik terang ketidakberesannya. Jaringan air bersih yang dibangun secara secara bertahap tahun 2006-2009 ternyata mengalami kebocoran akibat pipanya dilas. Padahal sesuai ketentuan persambungan pipa harus menggunakan sok alias penahan.
Pantauan Media Maumere, di Nirangkliung, Jumat (13/8/2010), dampak kebocoran itu membuat ruas jalan di beberapa titik longsor. Pasalnya, pada saat air mengalir, persambungan pipa yang dilas terlepas. Tak ayal, air tidak mengalir masuk ke bak penampung di Dusun Guru, Desa Takaplager. Air dari sumber mata air di desa itu belum masuk sampai ke bak penampung di Kampung Guru. Banyak air terbuang di tengah jalan akibat pipa bocor. Kebocoran yang paling parah terjadi pada titik di Kampung Watuwula dan di Dusun Guhi, Desa Tilang. Ini belum termasuk kebocoran kecil-kecil di sepanjang jalur sekitar 8 km.
Pada dua titik ini kebocoran air berasal dari sambungan pipa. Akibat derasnya air yang bocor, tanah juga longsor. Air mengikis permukaan tanah sampai sedalam sekitar satu meter lebih. Tanaman yang terletak di sekitarnya rusak dan akarnya terkikis air.
Anggota DPRD Sikka, Silfan Angi, yang turun memantau langsung proyek ini di lapangan meminta pejabat Dinas PU NTT tidak berbicara tanpa melihat langsung persoalan di lapangan. Masyarakat Sikka, khususnya di Nirangkliung, telah lama mengeluhkan air bersih yang belum bisa mereka nikmati.
"Sampai sekarang air belum dinikmati warga Kota Maumere. Jadi, kalau ada yang bilang air sudah masuk ke bak penampung di Guru, orang itu pernah ke Sikka atau belum? Jangan asal omong. Saya sudah ke lokasi dan lihat langsung airnya tidak mengalir karena pipa bocor di mana-mana. Tanah jadi longsor dan rumah warga jadi korban. Saya sebagai anggota DPRD Sikka kesal dan kecewa. Kerja proyek dengan dana besar tapi airnya belum warga Kota Maumere nikmati. Saya minta jaksa di Kejati NTT turun dan usut. Ini ada indikasi penyimpangan," tegas Silfan Angi.
Keterangan yang diperoleh menyebutkan, proyek ini dikerjakan PT Nindya Karya, PT Pelita Jaya Ende dan PT Timor Perkasa Teknis Maumere. Proyek tersebut didanai APBN dengan waktu kerja tiga tahun anggaran mulai 2007-2009.
Silfan Angi mengatakan, penjelasan Satuan Kerja (Satker) Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) NTT, Teguh Budijono, bahwa air telah sampai ke bak reservor di Kampung Guru tidak benar. Dua kali ujicoba sekitar dua minggu lalu, air dari pipa induk pada jaringan sumber mata air Nirangkliung tidak masuk ke bak penampung berkapasitas 400.000 liter. "Airnya bocor habis di jalan. Dua lokasi dari Guhi sampai Watuwula, bocornya paling parah," kata Angi. (pk)
Pantauan Media Maumere, di Nirangkliung, Jumat (13/8/2010), dampak kebocoran itu membuat ruas jalan di beberapa titik longsor. Pasalnya, pada saat air mengalir, persambungan pipa yang dilas terlepas. Tak ayal, air tidak mengalir masuk ke bak penampung di Dusun Guru, Desa Takaplager. Air dari sumber mata air di desa itu belum masuk sampai ke bak penampung di Kampung Guru. Banyak air terbuang di tengah jalan akibat pipa bocor. Kebocoran yang paling parah terjadi pada titik di Kampung Watuwula dan di Dusun Guhi, Desa Tilang. Ini belum termasuk kebocoran kecil-kecil di sepanjang jalur sekitar 8 km.
Pada dua titik ini kebocoran air berasal dari sambungan pipa. Akibat derasnya air yang bocor, tanah juga longsor. Air mengikis permukaan tanah sampai sedalam sekitar satu meter lebih. Tanaman yang terletak di sekitarnya rusak dan akarnya terkikis air.
Anggota DPRD Sikka, Silfan Angi, yang turun memantau langsung proyek ini di lapangan meminta pejabat Dinas PU NTT tidak berbicara tanpa melihat langsung persoalan di lapangan. Masyarakat Sikka, khususnya di Nirangkliung, telah lama mengeluhkan air bersih yang belum bisa mereka nikmati.
"Sampai sekarang air belum dinikmati warga Kota Maumere. Jadi, kalau ada yang bilang air sudah masuk ke bak penampung di Guru, orang itu pernah ke Sikka atau belum? Jangan asal omong. Saya sudah ke lokasi dan lihat langsung airnya tidak mengalir karena pipa bocor di mana-mana. Tanah jadi longsor dan rumah warga jadi korban. Saya sebagai anggota DPRD Sikka kesal dan kecewa. Kerja proyek dengan dana besar tapi airnya belum warga Kota Maumere nikmati. Saya minta jaksa di Kejati NTT turun dan usut. Ini ada indikasi penyimpangan," tegas Silfan Angi.
Keterangan yang diperoleh menyebutkan, proyek ini dikerjakan PT Nindya Karya, PT Pelita Jaya Ende dan PT Timor Perkasa Teknis Maumere. Proyek tersebut didanai APBN dengan waktu kerja tiga tahun anggaran mulai 2007-2009.
Silfan Angi mengatakan, penjelasan Satuan Kerja (Satker) Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) NTT, Teguh Budijono, bahwa air telah sampai ke bak reservor di Kampung Guru tidak benar. Dua kali ujicoba sekitar dua minggu lalu, air dari pipa induk pada jaringan sumber mata air Nirangkliung tidak masuk ke bak penampung berkapasitas 400.000 liter. "Airnya bocor habis di jalan. Dua lokasi dari Guhi sampai Watuwula, bocornya paling parah," kata Angi. (pk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar