Minggu, 19 Desember 2010

Di NTT 21 Persen Ibu Rumah Tangga Pengidap HIV/AIDS

KUPANG--MediaMaumere: Survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Nusa Tenggara Timur menunjukkan 21 persen dari 1.129 total pengidap HIV/AIDS di wilayah provinsi kepulauan ini adalah ibu rumah tangga.

"Jumlah kasus ini meningkat tajam sekitar 300 persen dari 646 kasus yang tercatat pada 2009 menjadi 1.129 kasus yang tercatat hingga November 2010. Dari jumlah kasus ini, 21 persen di antaranya adalah ibu rumah tangga," kata Direktur Pelaksana Harian PKBI NTT Markus Alibrandi di Kupang, Sabtu (18/12).

Ia tidak menjelaskan secara rinci faktor penyebab ibu rumah tangga menjadi korban keganasan HIV/AIDS, namun diduga kuat sumber penyebarannya dari suami mereka yang suka "jajan" di luar dengan wanita pekerja seks komersial. Secara diplomatis Alibrandi mengatakan virus mematikan ini bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang status dan jabatan, termasuk di antaranya ibu rumah tangga.

"Siapa pun harus menghindar dari virus tersebut, dengan cara menjaga diri. Kaum wanita lebih mudah terserang virus mematikan itu, karena mereka memiliki risiko yang tinggi tertular HIV/AIDS," ujarnya.

Menurut dia, upaya pencegahan dan penyebarannya serta penyelamatan bagi pengidap HIV/AIDS harus datang dari semua komponen, seperti pemerintah, LSM, perguruan tinggi, dan dari diri sendiri. Alibrandi menguraikan dari total pengidap HIV/AIDS tersebut, 14 persen di antaranya adalah kaum petani, 12 persen adalah pegawai swasta dan ibu rumah tangga 21 persen.

Pengidap yang tidak diketahui pekerjaannya sekitar 11 persen, TKI dan pekerja seks sembilan persen, pengangguran enam persen, sopir lima persen, tukang ojek tiga persen, TNI/Polri, Pelajar, Mahasiswa masing-masing dua persen dan pelaut hanya satu persen. Faktor penyebab tingginya kasus HIV/AIDS karena desakan kebutuhan hidup, faktor psikologis dan faktor sosial masyarakat lainnya.

"Seorang pekerja seks komersial sulit ditawarkan untuk bekerja di sektor lain, karena pekerjaan tersebut dinilai lebih cepat mendatangkan uang," katanya mencontohkan. Jadi, kata Alibrandi, upaya untuk meminimalisir jumlah pengidap HIV/AIDS membutuhkan waktu yang panjang dan harus ditangani secara komprehensip oleh semua unit terkait.(mi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar